Jalannya debat calon presiden yang digelar Komisi Pemilihan Umum ( KPU
) untuk ketiga kalinya berjalan lancar. Suasana debat yang mengambil
tema politik luar negeri dan ketahanan nasional semakin cair dan penuh
'jual beli' gagasan dan ide antara Prabowo Subianto dengan Joko Widodo .
Pengamat komunikasi politik dari Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi yang intens mengamati tiga debat oleh KPU
dan satu debat lagi di Kadin ini berpendapat bahwa preferensi politik
kelompok swing voters akan sedikit goyah dengan melihat tampilan Prabowo
atau Jokowi.
Yang terpana dengan gaya retorika atau intonasi,
tentu akan berpaling kepada Prabowo. Sebaliknya yang terpikat dengan
uraian-uraian sederhana dan logis tentu akan memilih Jokowi.
"Terus
terang saya agak sedikit gamang melihat jawaban-jawaban Prabowo yang
selalu membenarkan komentar Jokowi. Kurang lebih ada tiga terutama soal
perlindungan TKI, penggunaan produk persenjataan dalam negeri serta
hubungan Indonesia dengan Australia dari Jokowi yang selalu disetujui
oleh Prabowo. Artinya, pendapat Jokowi dijadikan follower oleh Prabowo.
Esensi debat adalah mempertahankan pendapat dan menggugat kebenaran
pendapat pihak lain. Jadi saya tetap konsisten menilai jalannya debat
tetap dimenangkan oleh Jokowi," ujar Ari Junaedi kepada merdeka.com, Senin (23/6).
Untuk
menilai debat ketiga ini, Ari menggunakan indikator debat antar capres
di Amerika Serikat tahun 2012, para juri independen kerap memakai
linguistic style index yakni penilaian 12 kriteria untuk menentukan
keunggulan masing-masing capres. Indikator-indikator tersebut;
talkactiveness, individualism, directness, colletivism, insight,
perceptual, quantitative, achievment, causation, thinking,
sophistication, dan certanty.
"Kali ini Jokowi leading di 8 aspek sedangkan sisanya milik Prabowo. Prabowo tidak pernah lepas membela kepentingan SBY
seperti kebijakan luar negerinya yang bersifat soft power namun di
sisi lain berulang kali Prabowo menyebut kebocoran, kebocoran dan
kebocoran. Prabowo juga kurang tepat soal argumentasi pembelian tank
Leopard padahal jelas-jelas jenis main battle tank ini tidak cocok
dengan kondisi jalan dan alam tanah air," paparnya.
Arie
menambahkan, seharusnya Prabowo unggul di bidang pertahanan yang
dikuasai, namun dalam debat semalam, kali ini apa boleh masih milik
Jokowi. "Pendapat saya ini bisa dipertanggungjawabkan secara akademis.
Sehingga A akan saya katakan A dan E akan saya sebut E," timpal Ari
Junaedi yang juga kerap menjadi dosen tamu di sejumlah perguruan tinggi,
institusi dan lembaga baik di dalam maupun di luar negeri ini.
Menurut
peraih penghargaan "World Customs Organization Sertificate of Merit
2014 " ini, Jokowi cukup cerdik menyinggung perlindungan TKI dan
pengakuan Palestina sebagai negara berdaulat di awal debat.
"Padahal di partai koalisi pendukung Prabowo-Hatta banyak yang berasal dari partai Islam seperti PKS , PPP atau PAN,
kenapa masalah Palestina luput dari saran dan masukan tim sukses untuk
Prabowo ya? Poin ini menurut penilaian saya seperti penyengat kemenangan
Jokowi di debat kali ini," ungkap penulis disertasi Pelarian Politik
tragedi 1965 di Mancanegara ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar